Senin, 28 Oktober 2013
Minggu, 27 Oktober 2013
Serba Serbi Ikatan Ion
SIFAT FISIS SENYAWA ION
1.Titik didh
Senyawa ion umumnya mempunyai titik didih dan titik leleh relatif tinggi, karena energi yang diperlukan untuk memutuskan gaya Coulomb antara ion-ion relatif tinggi.
Ion positif dan ion negative pada senyawa ionik, terikat satu sama lain oleh gaya elektrostatis yang sangat kuat. Untuk memisahkan ion-ion tersebut baik yang terdapat dalam bentuk kristal maupun dalam bentuk cairnya, diperlukan energy yang cukup besar, yang mengakibatkan titik leleh dan titik didih senyawa ionis juga tinggi.
Tabel titik didih dan titik leleh suatu senyawa antara lain:
2. Struktur Kristal
Struktur Kristal senyawa ion yang terbentuk mempengaruhi sifat fisik senyawanya .Struktur Kristal itu tersusun atas jutaan ion Na + dan Cl-. Setiap ion Na+ mengikat 6 ion Cl-.Begitu juga dengan Cl- yang dapat mengikat 6 io Na+.Gaya tarik menarik antara ion sangat kuat sehingga posisi ion-ion tidak mudah berubah.Hal ini mengakibatkan garam berbentuk kritsal padat memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi serta dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk lelehan atau cair.Perhatikan gambar dibawah ini beberapa struktur Kristal padatan senyawa ion.
3. Daya hantar listrik
Dalam bentuk padat ,senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik namun dalam keadaan cair (meleleh) maupun dalam larutannya senyawa ionis dapat menghantarkan arus listrik.Hal ini dikarenakan ion-ion dalam senyawa ion bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
4. Kelarutan
Pada umumnya senyawa ioni larut dalam pelarut yang mengandung gugs OH- seperti H2O dan C2H5OH yang merupakan senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa kovalen larut dalam pelarut nonpolar.Natrium Klorida yang banyak diperoleh dalam air laut. Natrium Klorida ini apabila dilarutkan ke dalam air akan membentuk ion Natrium dan dan ion Klorida,
1.Titik didh
Senyawa ion umumnya mempunyai titik didih dan titik leleh relatif tinggi, karena energi yang diperlukan untuk memutuskan gaya Coulomb antara ion-ion relatif tinggi.
Ion positif dan ion negative pada senyawa ionik, terikat satu sama lain oleh gaya elektrostatis yang sangat kuat. Untuk memisahkan ion-ion tersebut baik yang terdapat dalam bentuk kristal maupun dalam bentuk cairnya, diperlukan energy yang cukup besar, yang mengakibatkan titik leleh dan titik didih senyawa ionis juga tinggi.
Tabel titik didih dan titik leleh suatu senyawa antara lain:
2. Struktur Kristal
Struktur Kristal senyawa ion yang terbentuk mempengaruhi sifat fisik senyawanya .Struktur Kristal itu tersusun atas jutaan ion Na + dan Cl-. Setiap ion Na+ mengikat 6 ion Cl-.Begitu juga dengan Cl- yang dapat mengikat 6 io Na+.Gaya tarik menarik antara ion sangat kuat sehingga posisi ion-ion tidak mudah berubah.Hal ini mengakibatkan garam berbentuk kritsal padat memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi serta dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk lelehan atau cair.Perhatikan gambar dibawah ini beberapa struktur Kristal padatan senyawa ion.
3. Daya hantar listrik
Dalam bentuk padat ,senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik namun dalam keadaan cair (meleleh) maupun dalam larutannya senyawa ionis dapat menghantarkan arus listrik.Hal ini dikarenakan ion-ion dalam senyawa ion bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
4. Kelarutan
Pada umumnya senyawa ioni larut dalam pelarut yang mengandung gugs OH- seperti H2O dan C2H5OH yang merupakan senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa kovalen larut dalam pelarut nonpolar.Natrium Klorida yang banyak diperoleh dalam air laut. Natrium Klorida ini apabila dilarutkan ke dalam air akan membentuk ion Natrium dan dan ion Klorida,
5. Rapuh
Senyawa ion bersifat rapuh ,salah satu contohnya adalah NaCl.Hal itu disebabkan ion-ion dalam struktur Kristal tersusun atas beberapa lapis.Amati gambar disamping.
.Posisi ion Na+ dan Cl- berselang seling untuk memaksimalkan daya tarik antarion.Pada saat garam dikenakan energi misalnya dipukul dengan palu ,lapisan yang terkena pukulan akan bergeser sehingga ion-ion yang bermuatan sama dari lapisan berbeda akan saling berhadapan.Ion-ion yang muatannya sama akan saling menolak.Tolak menolak antar ion menyebabkan kekuatan ikatan ion berkurang sehingga garam dapur dan senyawa ion lain bersifat rapuh.
Senyawa ion bersifat rapuh ,salah satu contohnya adalah NaCl.Hal itu disebabkan ion-ion dalam struktur Kristal tersusun atas beberapa lapis.Amati gambar disamping.
.Posisi ion Na+ dan Cl- berselang seling untuk memaksimalkan daya tarik antarion.Pada saat garam dikenakan energi misalnya dipukul dengan palu ,lapisan yang terkena pukulan akan bergeser sehingga ion-ion yang bermuatan sama dari lapisan berbeda akan saling berhadapan.Ion-ion yang muatannya sama akan saling menolak.Tolak menolak antar ion menyebabkan kekuatan ikatan ion berkurang sehingga garam dapur dan senyawa ion lain bersifat rapuh.
:1.Jelaskan analisa anda
mengenai proses terbentuknya ikatan ion senyawa HCl dilengkapi dengan :
Penjelasan :
H mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektron terluar daripada klor karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan klor.Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil H melepaskan satu electron terluarnya sedangkan klor menerima elektron. Pada pembentukan HCl, satu elektron dari H akan diterima oleh Cl.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom H melepaskan satu elektron menjadi ion H+, sedangkan klor menerima satu elektron menjadi ion Cl–. Ion H+ dan Cl– akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa HCl
Penjelasan :
H mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektron terluar daripada klor karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan klor.Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil H melepaskan satu electron terluarnya sedangkan klor menerima elektron. Pada pembentukan HCl, satu elektron dari H akan diterima oleh Cl.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom H melepaskan satu elektron menjadi ion H+, sedangkan klor menerima satu elektron menjadi ion Cl–. Ion H+ dan Cl– akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa HCl
Jelaskan analisa anda mengenai
proses terbentuknya ikatan ion senyawa LiF dilengkapi dengan :
Penjelasan :
Li dengan konfigurasi 2, 1 mempunyai kecenderungan untuk melepaskan 1 elektron terluar daripada F yang memiliki konfigurasi 2, 7 karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan F.Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil Li melepaskan satu electron terluarnya sedangkan F menerima elektron. Pada pembentukan LiF, satu elektron dari Li akan diterima oleh F.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Li melepaskan satu elektron menjadi ion Li+, sedangkan klor menerima satu elektron menjadi ion F–. Ion Li+ dan F– akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa LiF
Penjelasan :
Li dengan konfigurasi 2, 1 mempunyai kecenderungan untuk melepaskan 1 elektron terluar daripada F yang memiliki konfigurasi 2, 7 karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan F.Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil Li melepaskan satu electron terluarnya sedangkan F menerima elektron. Pada pembentukan LiF, satu elektron dari Li akan diterima oleh F.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Li melepaskan satu elektron menjadi ion Li+, sedangkan klor menerima satu elektron menjadi ion F–. Ion Li+ dan F– akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa LiF
Mengapa senyawa LiF memiliki titik
didih yang tinggi ?
Ion positif Li + dan ion negative F- pada senyawa ionic LiF, terikat satu sama lain oleh gaya elektrostatis yang sangat kuat. Untuk memisahkan ion-ion tersebut baik yang terdapat dalam bentuk kristal maupun dalam bentuk cairnya, diperlukan energy yang cukup besar, yang mengakibatkan titik didihnya tinggi.
Ion positif Li + dan ion negative F- pada senyawa ionic LiF, terikat satu sama lain oleh gaya elektrostatis yang sangat kuat. Untuk memisahkan ion-ion tersebut baik yang terdapat dalam bentuk kristal maupun dalam bentuk cairnya, diperlukan energy yang cukup besar, yang mengakibatkan titik didihnya tinggi.
Jelaskan analisa anda mengenai
proses terbentuknya ikatan ion senyawa MgCl2 dilengkapi dengan :
Penjelasan :
Mg dengan konfigurasi 2, 8 , 2 mempunyai kecenderungan untuk melepaskan 2 elektron terluar daripada Cl yang memiliki konfigurasi 2,8,7 karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan Cl. Pada pembentukan MgCl2 untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil 1 atom Mg melepaskan 2 electron terluarnya sedangkan 2 atom Cl masing-masing menerima 1 elektron dari Mg.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Mg melepaskan dua elektron menjadi ion Mg2+, sedangkan klor menerima satu elektron menjadi ion Cl–. Ion Mg2+dan Cl– akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa MgCl2.
Penjelasan :
Mg dengan konfigurasi 2, 8 , 2 mempunyai kecenderungan untuk melepaskan 2 elektron terluar daripada Cl yang memiliki konfigurasi 2,8,7 karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan Cl. Pada pembentukan MgCl2 untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil 1 atom Mg melepaskan 2 electron terluarnya sedangkan 2 atom Cl masing-masing menerima 1 elektron dari Mg.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Mg melepaskan dua elektron menjadi ion Mg2+, sedangkan klor menerima satu elektron menjadi ion Cl–. Ion Mg2+dan Cl– akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa MgCl2.
Mengapa senyawa MgCl2 dalam bentuk
padatan tidak bisa menghantarkan arus listrik ?
Dalam bentuk padat sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat,senyawa MgCl2 tidak dapat menghantarkan arus dikarenakan ion-ion dalam senyawa MgCl2 tidak bergerak bebas sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Dalam bentuk padat sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat,senyawa MgCl2 tidak dapat menghantarkan arus dikarenakan ion-ion dalam senyawa MgCl2 tidak bergerak bebas sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Jelaskan analisa anda mengenai proses
terbentuknya ikatan ion senyawa NaF dilengkapi dengan :
Penjelasan :
Na dengan konfigurasi 2, 8 , 1 mempunyai kecenderungan untuk melepaskan 1 elektron terluar daripada F yang memiliki konfigurasi 2,7 karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan F. Pada pembentukan NaF untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil 1 atom Na melepaskan 1 electron terluarnya sedangkan 1 atom F menerima 1 elektron dari Na.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Na melepaskan 1 elektron menjadi ion Na+, sedangkan F menerima satu elektron menjadi ion F–. Ion Na+dan F– akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa NaF..
Penjelasan :
Na dengan konfigurasi 2, 8 , 1 mempunyai kecenderungan untuk melepaskan 1 elektron terluar daripada F yang memiliki konfigurasi 2,7 karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan F. Pada pembentukan NaF untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil 1 atom Na melepaskan 1 electron terluarnya sedangkan 1 atom F menerima 1 elektron dari Na.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Na melepaskan 1 elektron menjadi ion Na+, sedangkan F menerima satu elektron menjadi ion F–. Ion Na+dan F– akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa NaF..
Mengapa senyawa LiCl dapat larut
didalam air? LiCl apabila dilarutkan ke dalam air akan membentuk ion Li dan dan
ion Cl sehingga dapat larut dalam air
Jelaskan analisa anda mengenai
proses terbentuknya ikatan ion senyawa NaBr dilengkapi dengan :
Penjelasan :
Na dengan konfigurasi 2,8, 1 mempunyai kecenderungan untuk melepaskan 1 elektron terluar daripada Br yang memiliki konfigurasi 2, 8 ,18 ,7 karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan Br.Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil Na melepaskan satu electron terluarnya sedangkan Br menerima elektron. Pada pembentukan NaBr, satu elektron dari Na akan diterima oleh Br.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Na melepaskan satu elektron menjadi ion Na+, sedangkan Br menerima satu elektron menjadi ion Br –. Ion Na+ dan Br – akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa NaBr.
Penjelasan :
Na dengan konfigurasi 2,8, 1 mempunyai kecenderungan untuk melepaskan 1 elektron terluar daripada Br yang memiliki konfigurasi 2, 8 ,18 ,7 karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan Br.Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil Na melepaskan satu electron terluarnya sedangkan Br menerima elektron. Pada pembentukan NaBr, satu elektron dari Na akan diterima oleh Br.
Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Na melepaskan satu elektron menjadi ion Na+, sedangkan Br menerima satu elektron menjadi ion Br –. Ion Na+ dan Br – akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.Ikatan antara ion-ion tersebut dinamakan ikatan ion dan terbentuklah senyawa NaBr.
Rabu, 23 Oktober 2013
Sifat Keperiodikan Sistem Periodik Unsur
1. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan
untuk mengeluarkan elektron valensi dari suatu atom atau ion dalam wujud gas.
Nilai energi ionisasi bergantung pada jarak elektron valensi terhadap inti
atom. Makin jauh jarak elektron valensi terhadap inti atom, makin lemah tarikan
inti terhadap elektron sehingga energi ionisasi makin kecil. Pada periode yang
sama, dari kiri ke kanan jari-jari atom relatif tetap, tetapi jumlah proton
bertambah. Hal ini menyebabkan tarikan inti terhadap elektron valensi makin
besar, sehingga energi ionisasi makin besar.
Untuk unsur-unsur satu golongan, dari atas ke
bawah, jari-jari atom bertambah secara tajam dengan bertambahnya kulit elektron
(orbital). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa secara umum energi ionisasi
menurun dengan bertambahnya nomor atom.
2. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari pusat inti ke
elektron paling luar. Jari-jari atom ditentukan dengan mengukur panjang ikatan
(jarak antar inti) dalam senyawa. Jari-jari atom sangat kecil, diduga
diameternya sekitar 10–10 m. Satuan yang biasa digunakan untuk menyatakan
jari-jari atom adalah angstrom (Å). Satu angstrom sama dengan 10–10 m.
Jari-jari atom berubah-ubah bergantung pada
besarnya tarikan antara inti dengan elektronnya. Makin besar tarikan, makin
kecil jari-jari atomnya. Tarikan inti terhadap elektron dipengaruhi oleh jumlah
proton dalam inti dan jumlah kulit yang mengandung elektron. Inti dengan jumlah
proton yang lebih banyak mempunyai tarikan yang lebih besar terhadap
elektron-elektronnya. Penurunan jari-jari atom dari kiri ke kanan dalam periode
yang sama disebabkan bertambahnya jumlah proton di dalam inti atom, sedangkan
jumlah orbitalnya sama. Dengan bertambahnya jumlah proton, tarikan inti
terhadap elektron valensi makin kuat sehingga terjadi pengerutan volume atom.
Akibatnya, jari-jari atom dari kiri ke kanan mengecil. Kenaikan jari-jari atom
dari atas ke bawah dalam golongan yang sama disebabkan bertambahnya jumlah
bertambahnya orbital (lintasan) elektron. Bertambahnya orbital menyebabkan
volume atom mengembang sehingga jari-jari atom meningkat.
3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah perubahan energi atom
ketika elektron ditambahkan kepada atom itu dalam keadaan gas. Berbeda dengan
energi ionisasi, afinitas elektron dapat berharga positif atau negatif. Jika
satu elektron ditambahkan kepada atom yang stabil dan sejumlah energi diserap
maka afinitas elektronnya berharga positif. Jika dilepaskan energi, afinitas
elektronnya berharga negatif.
Secara umum, nilai afinitas elektron dalam
golongan yang sama dari atas ke bawah menurun, sedangkan pada periode yang sama
dari kiri ke kanan meningkat. Nilai afinitas elektron umumnya sejalan dengan
jari-jari atom. Makin kecil jari-jari atom, nilai afinitas elektron makin
tinggi. Sebaliknya, makin besar jari-jari atom, nilai afinitas elektron kecil.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan didefinisikan sebagai
kecenderungan suatu atom dalam molekul untuk menarik pasangan elektron yang
digunakan pada ikatan ke arah atom bersangkutan. Skala keelektronegatifan yang
dipakai sampai sekarang adalah yang dikembangkan oleh Pauling sebab
lebih lengkap dibandingkan skala keelektronegatifan yang lain.
Gambar 4. Linus Pauling
Sumber : Mudah dan Aktif Belajar Kimia, 2009
Pauling memberikan skala keelektronegatifan 4
untuk unsur yang memiliki energi ionisasi dan energi afinitas elektron tinggi,
yaitu pada unsur florin, sedangkan unsur-unsur lainnya di bawah nilai 4.
Pada tabel periodik, unsur florin yang
ditetapkan memiliki keelektronegatifan 4 (terbesar) berada di ujung kanan
paling atas. Adapun Unsur fransium yang memiliki keelektronegatifan terendah
yaitu 0,7 berada di kiri paling bawah dalam tabel periodik.
5. Sifat Logam non-logam
Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan
keelektronegatifan, yaitu kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif.
Jadi, sifat logam tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi
elektron, unsurunsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi
ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap
elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar). Sesuai dengan kecenderungan
energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logam-nonlogam dalam
periodik unsur adalah:
1.
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat
nonlogam bertambah.
2.
Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat
nonlogam berkurang.
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian
kiri-bawah sistem periodik unsur, sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada
bagian kanan-atas. Batas logam dan nonlogam pada sistem periodik sering
digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal, sehingga unsurunsur di
sekitar daerah perbatasan antara logam dan nonlogam itu mempunyai sifat logam
sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya
adalah boron dan silikon. Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan
kereaktifan suatu unsur. Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada
sistemperiodik unsur makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi)
karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam
pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi)
karena semakin sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif
adalah golongan IA (logam alkali) dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah
golongan VIIA (halogen) (Martin S. Silberberg, 2000).
6. Titik Leleh Titik Didih
Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Dalam
satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah
dimiliki oleh unsur golongan VIIIA.
2. Dalam
satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsurunsur golongan IA –
IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah; unsur-unsur
golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.
7. Keasaman
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam
air melepaskan ion H+. kecenderungan dalam sistem periodik adalah
1. Dalam
satu periode, sifat keasaman semakin meningkat dari kiri ke kanan. hal ini
karena unsur tersebut semakin mudah melepas H+ dalam ikatannya. ini menyebabkan
sifat keasaman IIA akan lebih besar dari IA dan yang paling besar adalah
golongan VII A.
contoh
reaksi ionisasi dari asam adalah
HCl
-> H+ + Cl-
2. Dalam
satu golongan, sifat keasaman semakin meningkat dari bawah ke atas. hal ini
karena unsur tersebut semakin mudah melepas H+ dalam ikatannya. ini menyebabkan
sifat keasaman periode 7 akan lebih besar dari periode 6 dan yang paling
besar adalah periode 2.
8. Kebasaan
Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang dalam
air melepaskan ion OH-. kecenderungan dalam sistem periodik adalah
1. Dalam
satu periode, sifat keasaman semakin meningkat dari kanan ke kiri. hal ini
karena unsur tersebut semakin mudah melepas OH- dalam ikatannya. ini
menyebabkan sifat kebasaan IA akan lebih besar dari IIA dan yang paling besar
adalah golongan I A.
contoh
reaksi ionisasi dari basa adalah
NaOH
-> Na+ + OH-
2.
Dalam
satu golongan, sifat keasaman semakin meningkat dari atas ke bawah. hal ini karena
unsur tersebut semakin mudah melepas OH- dalam ikatannya. ini menyebabkan sifat
kebasaan periode 3 akan lebih besar dari periode 4 dan yang paling
besar adalah periode 7
9. Reduktor
10. Oksidator
11. Kemampuan membentuk ikatan ion
12. Kemampuan membentuk ikatan
kovalen
Kamis, 17 Oktober 2013
Ikatan Kimia
ikatan kimia merupakan gaya yang menyebabkan suatu atom dapat bergabung dengan atom lainnya. dengan adanya ikatan kimia ini, atom yang tidak stabil akan menjadi stabil. dalam kimia, terdapat dua jenis ikatan kimia yaitu:
- ikatan ion
- ikatan kovalen
ikatan kimia ini dibagi berdasarkan perilakunya untuk mencapai kestabilan. jika terjadi serah terima elektron, maka akan terjadi ikatan ion, sedangkan jika pemakaian elektron bersama maka akan terbentuk ikatan kovalen.
peran elektronegatifan dalam atom sangat penting dalam menentukan jenis ikatan yang terjadi. jika perbedaan keelektronegatifan yang kecil (<1,7) , maka atom akan cenderung membentuk ikatan kovalen. sedangkan jika besar (>1,7) akan terjadi ikatan kovalen.
- ikatan ion
ikatan ion terjadi antara dua atom atau lebih dimana salah satu atom sebagai pendonor dan yang lain sebagai resepien (penerima) elektron. dengan adanya pendonoran elektron, suatu atom akan bermuatan positif. tetapi atom lain yang mengalami penambahan elektron akan bermuatan negatif. gaya tarik menarik ini akan terjadi jika muatan positif dan negatif berdekatan setelah adanya serah terima elektron. pada umumnya dengan menyumbangkan elektron, elektron pendonor akan stabil. karena elektron valensi dari atom tersebut sudah memenuhi aturan duplet atau oktet. demikian pula dengan atom yang menerima elektron, akan stabil pula dan memenuhi aturan oktet atau duplet. gaya tarik-menarik antara ion berbeda muatan yang terjadi pada ikatan ion akan lebih besar daripada ikatan kovalen. syarat utama terjadinya ikatan ion hanya satu yaitu perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom adalah lebih besar dari 1,7.
2. ikatan kovalen
ikatan kovalen terjadi antara dua atom atau lebih yang memakai beberapa eletron bersama untuk mencapai kestabilannya. ikatan kovalen ini terdiri dari:
- ikatan kovalen tunggal
- ikatan kovalen rangkap dua
- ikatan kovalen rangkap tiga
ikatan kovalen dapat terjadi jika perbedaan keelektronegatifan kurang dari 1,7.
Rabu, 09 Oktober 2013
Jumat, 04 Oktober 2013
Langganan:
Postingan (Atom)