Sabtu, 20 Agustus 2016

Sudah pantaskah anda menerima apa yang seharusnya diterima?

Saya memiliki seorang bahkan lebih teman yang berada pada kondisi yang tidak kekurangan bahkan lebih. Beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu tetap diterimanya. Ketika beberapa saingan mereka yang seharusnya dapat mengenyam pendidikan yang layak sekarang malah hanya sampai pada pendidikan menengah, tidakkah mereka sadar bahwa itu penganiayaan? Sekarang ada kok beasiswa untuk kalian yang tidak memandang status penghasilan!

Saya sedih melihat mantan siswa saya yang sekarang menjadi buruh padahal dulu merupakan anak yang tidak kalah dengan yang lain. Memang saya juga setuju bahwa orang sukses tidak harus mengenyam pendidikan tinggi. Namun ilmu lah yang lebih penting dari pada sebuah gelar yang hanya menambah panjang penulisan nama.

Mungkin budaya kita yang suka diberi meskipun tidak pantas menerimanya. Lihat saja beberapa bantuan orang miskin kemudian digasak orang mampu. Jalur afirmasi pada pendidikan menengah dipenuhi oleh anak orang berpangkat perwira. Saya pernah membaca di negara maju malah rakyat miskin malu menerima tunjangan pemerintah yang seharusnya milik mereka. Itu karena sebagian mereka merasa tidak layak menerima. Seperti sebuah penghinaan bagi mereka yang menurut bangsa kita merupakan penghargaan.

Refleksi: saya menginginkan seleksi yang benar pada saat seleksi. Bukan memberikan sesuai porsi nya itu lebih nikmat? 

Tidak ada komentar: